Dadan Ramdan


Dadan Ramdan, seorang pembelajar, hanyalah warga biasa, anak seorang penggarap sepetak sawah dan pembuat dan pedagang makanan lokal (opak),yang lahir di kampung Cibodas desa Cibodas, sebuah desa di kabupaten Bandung yang dihidupi oleh sungai Citarik, anak Citarum.

Sejak kecil senang bermain dan belajar di sawah, di sungai Citarik dan Citarum. Alam menjadi guru pertamanya. Sawah dan sungai salah satu gurunya. Sejak kecil sudah terbiasa mencari ikan,belut,harmis, kijing yang saat ini sulit ditemukan lagi karena lingkungan, tanah dan airnya sudah rusak oleh pencemaran limbah pabrik, sampah dan perluasan bangunan pabrik-pabrik baru dan proyek-proyek pembangunan lainnya yang mengalihfungsi lahan pertanian. Tentu, mengalami dan merasakan banjir yang harus diterima setiap musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.

Dalam perjalanan hidupnya, termotivasi untuk belajar isu-isu sosial dan lingkungan hidup,perubahan sosial, sistem ekonomi-politik dan kenyataan kehidupan sosial yang berlangsung. Belajar dari rusaknya sistem tatanan yang ada seperti petani dan buruh tani yang semakin tersingkir dari kampungnya, tanah dan sawahnya oleh pertumbuhan pabrik-pabrik yang cepat, bukan hanya di tempat tinggalnya tapi di wilayah-wilayah lainnya di Tatar Parahyangan Jawa Barat.

Dari pembelajaran yang diperolehnya, terbangun kesadaran kritis dan semakin terpanggil untuk memperbaiki keadaan, mendidik pemuda, petani dan anak-anak, belajar bersama membangun komunitas, wadah-wadah perjuangan warga sebagai bagian dari praksis menata kehidupan bersama ke depan yang lebih baik.

Berbekal pengetahuan dari semua orang, buku, pengalaman serta kenyataan sosial yang ada, Dadan Ramdan menjadikan organisasi rakyat sebagai ruang belajar dan berjuang bersama membangun kesadaran kritis, membela korban ketidakadilan, melawan sistem ekonomi dan politik yang tidak adil, memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta mempertahankan ruang hidup agar bisa dikelola secara adil untuk keberlanjutan kehidupan semua mahluk hidup dari generasi ke generasi yang akan datang.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...